NAMA : NUR FACHNI
LARASATY PUTRI
NIM : 1505102010013
JURUSAN : AGRIBISNIS
KELAS : 01
MATA KULIAH : DASAR-DASAR ILMU TANAH
NIM : 1505102010013
JURUSAN : AGRIBISNIS
KELAS : 01
MATA KULIAH : DASAR-DASAR ILMU TANAH
1. Coba
jelaskan pengaruh pH tanah pada pertumbuhan tanaman!
Ø Pengaruh
pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman:
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.
2. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum)
3. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.
2. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum)
3. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.
2. Bagaimana
terbntuknya koloid liat dan koloid organik?
Ø Proses terbentuknya Koloid Liat dan Koloid Organik
Yang dimaksud dengan koloid organic di dalam tanah adalah humus. Perbedaan utama dari koloid organic dengan koloid anorganik (liat) adalah bahwa koloid organik (humus) tersusun oleh C, H ,O sedang liat terutama tersusun oleh Al, Si dan O. humus bersifat amorf, mempunyai nilai kapasitas tukar kation yang tinggi daripada mineral liat, dan lebih mudah dihancurkan jika dibandingkan dengan liat. Muatan dalam humus adalah muatan tergantung pH. Dalam keadaan masam H+ dipegang kuat dalam gugusan karboksil dan phenol, tetapi ikatan tersebut menjadi kurang kekuatan bila pH menjadi lebih tinggi. Akibatnya, disosiasi H+ meningkat dengan meningkatnya pH, sedang muatan negative dalam koloid humus yang dihasilkan juga meningkat. Tanah mengandung sejumlah besar senyawa organik dalam berbagai tahap penguraian. Humus adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan bahan organik yang telah mengalami penguraian secara menyeluruh dan resisten terhadap perubahan selanjutnya.
Yang dimaksud dengan koloid organic di dalam tanah adalah humus. Perbedaan utama dari koloid organic dengan koloid anorganik (liat) adalah bahwa koloid organik (humus) tersusun oleh C, H ,O sedang liat terutama tersusun oleh Al, Si dan O. humus bersifat amorf, mempunyai nilai kapasitas tukar kation yang tinggi daripada mineral liat, dan lebih mudah dihancurkan jika dibandingkan dengan liat. Muatan dalam humus adalah muatan tergantung pH. Dalam keadaan masam H+ dipegang kuat dalam gugusan karboksil dan phenol, tetapi ikatan tersebut menjadi kurang kekuatan bila pH menjadi lebih tinggi. Akibatnya, disosiasi H+ meningkat dengan meningkatnya pH, sedang muatan negative dalam koloid humus yang dihasilkan juga meningkat. Tanah mengandung sejumlah besar senyawa organik dalam berbagai tahap penguraian. Humus adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan bahan organik yang telah mengalami penguraian secara menyeluruh dan resisten terhadap perubahan selanjutnya.
Sisa-sisa organik
yang ditambahkan ke dalam tanah tidak diuraikan secara keseluruhan, tetapi
konstituen kimianya diuraikan sendiri-sendiri tak tergantung pada yang lain.
Dalam pembentukan humus dari sisa-sisa tanaman terdapat reduksi yang cepat dari
konstituen yang larut air, selulosa, dan hemi selulosa; suatu peningkatan yang
relatif dalam persentase lignin dan kompleks lignin; dan suatu peningkatan
kandungan protein. Protein baru diperkirakan terbentuk sebagian besar sebagai
akibat aktifitas sintesis jasad-jasad renik. Lignin dalam humus
kebanyakan berasal dari sisa-sisa tumbuhan dengan, barangkali, modifikasi
kimia tertentu. Lignin mempunyai struktur cincin 6 atom karbon yang tahan
terhadap penguraian secara enzimatik. Reaksi lignin dengan asam-asam amino dan
substansi lain membentuk senyawa yang sangat resisten dan meningkatkan
akumulasi bahan-bahan lignin dan protein dalam humus. Lemak dan lilin memiliki
ketahanan yang sedang terhadap penguraian.
Secara alami,
protein mudah mengalami penguraian dalam tanah. Ada dua mekanisme tambahan yang
diperkirakan sebagai penyebab terjadinya akumulasi protein dalam humus.
Pertama, ada alasan untuk percaya bahwa molekul-molekul protein dapat diserap
pada permukaan mineral tanah liat dan menyebabkan resisten terhadap penguraian.
Kedua, enzim-enzim yang menguraikan protein mungkin juga diserap oleh
mineral tanah liat sehingga protein menjadi kuirang rentan terhadap penguraian.
Tanah liat memainkan peran penting didukung oleh kenyataan bahwa tanah
yang mempunyai kandungan tanah liat tinggi cenderung mengandung bahan organik
yang tinggi. Laju penguraian humus yang rendah ini mempunyai arti yang cukup
praktis. Hal ini memberikan peluang penyimpanan nitrogen dalam tanah dan
pelepasannya sedikit-demi sedikit.
Bahan yang umumnya
disebut humus meliputi masa sisa-sisa tanaman yang mengalami penguraian bersama
dengan substansi sel yang tersintesis serta produk antara dan produk akhir
tertentu. Humus ini secara konstan berubah komposisinya. Oleh sebab itu, lebih
tepat meyebut humus bukan sebagai suatu golongan substansi tunggal tetapi,
memang, sebagai suatu bahan yang berbeda dalam berbagai pembentukan.
3. Sebutkan
sifat-sifat tanah yang tergolong pada sifat fisik dan kimia!
Ø Sifat
Fisika Tanah :
(1) tekstur tanah,
(2) struktur tanah,
(3) bobot isi tanah,
(4) warna tanah, dan
(5) konsistensi tanah
(6) kadar air tanah.
(1) tekstur tanah,
(2) struktur tanah,
(3) bobot isi tanah,
(4) warna tanah, dan
(5) konsistensi tanah
(6) kadar air tanah.
Ø Sifat Kimia Tanah :
1. Derajat Keasaman Tanah (PH)
2. C-Organik
3. N-Total
4. Kalium (K)
5. Natrium(Na)
6. Kalsium(Ca)
7. Kapasitas Tukar
Kation (KTK
4. Sebutkan
faktor yang mempengaruhi KTK!
Ø Faktor-faktor
yang mempengaruhi KTK tanah :
1.Kandungan bahan organik tanah (makin tinggi BO, makin tinggi KTK)
2.Tekstur tanah (KTK tanah berliat > KTK tanah berpasir)
3. Jenis mineral liat (KTK tanah dengan montmorilonit > dengan kaolinit)
4. Tanah-tanah tua (Oksisol) mempunyai KTK lebih rendah karena koloid tanah lebih banyak dari seskuioksida
1.Kandungan bahan organik tanah (makin tinggi BO, makin tinggi KTK)
2.Tekstur tanah (KTK tanah berliat > KTK tanah berpasir)
3. Jenis mineral liat (KTK tanah dengan montmorilonit > dengan kaolinit)
4. Tanah-tanah tua (Oksisol) mempunyai KTK lebih rendah karena koloid tanah lebih banyak dari seskuioksida
Tidak ada komentar:
Posting Komentar