Kamis, 08 Desember 2016

DASAR-DASAR ILMU TANAH

NAMA                 : NUR  FACHNI  LARASATY  PUTRI
NIM                     : 1505102010013
JURUSAN           : AGRIBISNIS
KELAS                : 01
MATA KULIAH : DASAR-DASAR ILMU TANAH
1.     Coba jelaskan pengaruh pH tanah pada pertumbuhan tanaman!
Ø Pengaruh pH tanah terhadap pertumbuhan tanaman:
1. Menentukan mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman. Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 6-7, karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air.

2. Derajat pH dalam tanah juga menunjukkan keberadaan unsur-unsur yang bersifat racun bagi tanaman. Jika tanah masam akan banyak ditemukan unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor sehingga tidak bisa diserap tanaman. Selain itu pada tanah masam juga terlalu banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa banyak ditemukan unsur Na (Natrium) dan Mo (Molibdenum)

3. Kondisi pH tanah juga menentukan perkembangan mikroorganisme dalam tanah. Pada pH 5,5 – 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik. Demikian juga mikroorganisme yang menguntungkan bagi akar tanaman juga akan berkembang dengan baik.

2.     Bagaimana terbntuknya koloid liat dan koloid organik?
Ø Proses terbentuknya Koloid Liat dan Koloid Organik
Yang dimaksud dengan koloid organic di dalam tanah adalah humus. Perbedaan utama dari koloid organic dengan koloid anorganik (liat) adalah bahwa koloid organik (humus) tersusun oleh C, H ,O sedang liat terutama tersusun oleh Al, Si dan O. humus bersifat amorf, mempunyai nilai kapasitas tukar kation yang tinggi daripada mineral liat, dan lebih mudah dihancurkan jika dibandingkan dengan liat. Muatan dalam humus adalah muatan tergantung pH. Dalam keadaan masam H­­­­+ dipegang kuat dalam gugusan karboksil dan phenol, tetapi ikatan tersebut menjadi kurang kekuatan bila pH menjadi lebih tinggi. Akibatnya, disosiasi H+ meningkat dengan meningkatnya pH, sedang muatan negative dalam koloid humus yang dihasilkan juga meningkat. Tanah mengandung sejumlah besar senyawa organik dalam berbagai tahap penguraian. Humus adalah istilah yang dipakai untuk menyebutkan bahan organik yang telah mengalami penguraian secara menyeluruh dan resisten terhadap perubahan selanjutnya.
Sisa-sisa organik yang ditambahkan ke dalam tanah tidak diuraikan secara keseluruhan, tetapi konstituen kimianya diuraikan sendiri-sendiri tak tergantung pada yang lain. Dalam pembentukan humus dari sisa-sisa tanaman terdapat reduksi yang cepat dari konstituen yang larut air, selulosa, dan hemi selulosa; suatu peningkatan yang relatif dalam persentase lignin dan kompleks lignin; dan suatu peningkatan kandungan protein. Protein baru diperkirakan terbentuk sebagian besar sebagai akibat aktifitas  sintesis jasad-jasad renik.  Lignin dalam humus kebanyakan  berasal dari sisa-sisa tumbuhan dengan, barangkali, modifikasi kimia tertentu. Lignin mempunyai struktur cincin 6 atom karbon yang tahan terhadap penguraian secara enzimatik. Reaksi lignin dengan asam-asam amino dan substansi lain membentuk senyawa yang sangat resisten dan meningkatkan akumulasi bahan-bahan lignin dan protein dalam humus. Lemak dan lilin memiliki ketahanan yang sedang terhadap penguraian.
Secara alami, protein mudah mengalami penguraian dalam tanah. Ada dua mekanisme tambahan yang diperkirakan sebagai penyebab terjadinya akumulasi protein dalam humus. Pertama, ada alasan untuk percaya bahwa molekul-molekul protein dapat diserap pada permukaan mineral tanah liat dan menyebabkan resisten terhadap penguraian. Kedua, enzim-enzim yang menguraikan protein  mungkin juga diserap oleh mineral tanah liat sehingga protein menjadi kuirang rentan terhadap penguraian. Tanah liat memainkan peran penting didukung oleh kenyataan  bahwa tanah yang mempunyai kandungan tanah liat tinggi cenderung mengandung bahan organik yang tinggi. Laju penguraian humus yang rendah ini mempunyai arti yang cukup praktis. Hal ini memberikan peluang penyimpanan nitrogen dalam tanah dan pelepasannya sedikit-demi sedikit.
Bahan yang umumnya disebut humus meliputi masa sisa-sisa tanaman yang mengalami penguraian bersama dengan substansi sel yang tersintesis serta produk antara dan produk akhir tertentu. Humus ini secara konstan berubah komposisinya. Oleh sebab itu, lebih tepat meyebut humus bukan sebagai suatu golongan substansi tunggal tetapi, memang, sebagai suatu bahan yang berbeda dalam berbagai pembentukan.
3.     Sebutkan sifat-sifat tanah yang tergolong pada sifat fisik dan kimia!
Ø Sifat Fisika  Tanah :
(1) tekstur tanah,
(2) struktur tanah,
(3) bobot isi tanah,
(4) warna tanah, dan
(5) konsistensi tanah
(6) kadar air tanah.

Ø Sifat Kimia Tanah :
1. Derajat Keasaman Tanah (PH)
2. C-Organik
3. N-Total
4. Kalium (K)
5. Natrium(Na)
6. Kalsium(Ca)
     7. Kapasitas Tukar Kation (KTK

4.     Sebutkan faktor yang mempengaruhi KTK!
Ø Faktor-faktor yang mempengaruhi KTK tanah :
1.Kandungan bahan organik tanah (makin tinggi BO, makin tinggi KTK)
2.Tekstur tanah (KTK tanah berliat > KTK tanah berpasir)
3. Jenis mineral liat (KTK tanah dengan montmorilonit > dengan kaolinit)
4. Tanah-tanah tua (Oksisol) mempunyai KTK lebih rendah karena koloid tanah lebih banyak dari seskuioksida

Tidak ada komentar:

Posting Komentar