Tahukah kamu polimer sintetis? Polimer sintetis merupakan
hasil sintesis senyawa-senyawa organik di mana molekul-molekul yang berupa
monomer bergabung membentuk rantai panjang melalui ikatan kovalen.
Contoh :
Pada contoh di atas monomer-monomer etena bereaksi
polimerisasi membentuk polietena. Bagaimana klasifikasi polimer sintetis ini?
Dan apakah kegunaannya?
Polimer alam terjadi secara alamiah. Contohnya amilum,
selulosa, karet, wol, karbohidrat dan protein. Mari kita pelajari beberapa
polimer alam berikut ini.
1. Karet
Karet alam merupakan polimer adisi alam yang paling penting.
Karet disadap dari pohon karet dalam bentuk suspensi di dalam air yang disebut
lateks. Karet banyak dikembangkan di Pulau Jawa dan Sumatra. Karet alam adalah
polimer isoprena. Lateks atau karet alam bersifat lunak atau lembek dan lengket
jika dipanaskan. Kekuatan rantai dalam elastomer (karet) terbatas, akibat
adanya struktur jaringan, tetapi energi kohesi harus rendah untuk memungkinkan
peregangan. Contoh elastomer lain yang banyak digunakan adalah polivinil
klorida, dan polimer stirena-butadiena-stirena (SBS).
Nasi, jagung, sagu, ataupun roti mengandung karbohidrat.
Karbohidrat adalah golongan senyawa organik yang terjadi secara alamiah dan
berjumlah terbanyak. Potensi karbohidrat di wilayah Indonesia tersebar hampir merata.
Hal ini karena iklim Indonesia yang cocok untuk tanaman penghasil karbohidrat.
Misal padi banyak dihasilkan di Pulau Jawa, Propinsi Riau, Sumatra Utara, Bali,
dan Nusa Tenggara Barat. Jagung dihasilkan di Propinsi Sulawesi Utara, Sulawesi
Selatan, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Daerah Istimewa Jogjakarta, dan Pulau
Jawa. Adapun sagu dihasilkan di Propinsi Sulawesi Selatan, Papua, Maluku, dan
Riau.
Kata
polimer berasal dari bahasa Yunani, poly yang
berarti banyak dan meros yang berarti bagian. Jadi, polimer adalah suatu makromolekul yang
tersusun atas banyak bagian-bagian kecil. Bagian kecil yang menyusun polimer
disebut dengan monomer. Monomer dapat berupa senyawa berikatan rangkap,
misalnya etena (H₂C=CH₂) dan propena (H₂C=CH−CH₃).
Monomer juga dapat berupa senyawa yang mempunyai gugus fungsional seperti
etanadiol (HO−H₂C−CH₂−OH) dan metanal (H−COH).
Tata
nama polimer didasarkan pada nama monomer dengan menambahkan awalanpoli–. Misalnya, polimer polietena [−CH₂−CH₂]n tersusun dari monomer etena (H₂C=CH₂),
polimer poliisoprena tersusun dari monomer isoprena dan sebagainya.
✭✭✭✭✭ PEMBENTUKAN
POLIMER ✭✭✭✭✭
Reaksi
pembentukan polimer disebut polimerisasi, yaitu penggabungan molekul-molekul
kecil (monomer) membentuk molekul besar (polimer). Berdasarkan jenis reaksinya,
polimerisasi dibedakan atas polimerisasi adisi dan polimerisasi kondensasi.
Polimerisasi Adisi
Polimerisasi
adisi yaitu reaksi polimerisasi melalui pemutusan ikatan rangkap diikuti oleh
adisi dari monomer-monomernya yang membentuk ikatan tunggal. Dalam reaksi ini,
tidak terbentuk hasil sampingan berupa molekul-molekul kecil seperti H₂O
atau NH₃.
Polimer
adisi antara lain: poliisoprena, polietilena, dan polivinilklorida. Contoh lain
dari polimer adisi adalah suatu film plastik tipis yang terbuat dari monomer
etilen dan permen karet yang terbuat dari monomer vinil asetat.
Contoh reaksi:
Pembentukan
polietilena (polietena).
Pada
reaksi adisi, monomer-monomer yang mengandung ikatan rangkap saling bergabung,
satu monomer masuk ke monomer yang lain, membentuk rantai panjang. Produk yang
dihasilkan dari reaksi polimerisasi adisi mengandung semua atom dari monomer
awal.
Polimerisasi Kondensasi
Polimerisasi
kondensasi yaitu reaksi polimerisasi dari monomer-monomer yang mempunyai dua
gugus fungsional. Ketika monomer-monomer berikatan, terjadi reduksi pada gugus
fungsionalnya dan terjadi pelepasan molekul-molekul kecil seperti H₂O
atau CH₃OH (metanol).
Polimer
kondensasi antara lain: nylon, dakron, amilum, dan selulosa.
Contoh reaksi:
Pembentukan
nylon 66 dari 1,6-diaminoheksana (heksametilen diamin) dengan asam
1,6-heksanadioat (asam adipat).
✭✭✭✭✭ PENGGOLONGAN
POLIMER ✭✭✭✭✭
1. Berdasarkan asalnya
Berdasarkan
asalnya, polimer dibedakan atas:
Polimer alam:
polimer yang secara alami terdapat di alam.
Contoh:
protein, amilum, glikogen, selulosa, karet alam (poliisoprena), asam nukleat.
Polimer sintetis:
polimer yang tidak ada secara alami dan hanya dapat diproduksi di laboratorium
atau pabrik.
Contoh:
polietena, polivinilklorida, polipropilena, tetrafloroetilena.
2. Berdasarkan jenis monomernya
Homopolimer terbentuk dari satu jenis
monomer.
Contoh:
polietilena, polipropilena, polistirena, PVC, teflon, amilum, selulosa dan
poliisoprena.
Kopolimer terbentuk dari dua atau lebih
jenis monomer.
Contoh:
nilon 66 dan dakron.
3. Berdasarkan sifatnya terhadap panas
Berdasarkan
sifatnya terhadap panas, polimer dibedakan atas polimer termoplas dan polimer
termoset.
Polimer termoplas:
polimer yang melunak jika dipanaskan. Polimer jenis ini terdiri atas
molekul-molekul rantai lurus atau bercabang sehingga dapat dibentuk ulang.
Contoh:
polietilena, PVC, dan polipropilena.
Polimer termoset:
polimer yang tidak melunak jika dipanaskan. Polimer jenis termoset terdiri atas
ikatan silang antarrantai sehingga terbentuk bahan yang keras dan lebih kaku
sehingga tidak dapat dibentuk ulang.
Contohnya:
bakelit, yaitu plastik yang digunakan untuk peralatan listrik.
4. Berdasarkan Keelelastisannya
Plastik: polimer yang bersifat
plastis. Contoh: polietilen, PVC, teflon, dan polipropilen.
Serat: polimer yang mempunyai gaya
renggang tinggi di sepanjang sumbunya, berbentuk benang dan dapat ditenun
menjadi kain. Contoh: selulosa, nilon, dakron, dan orlon.
Elastomer:
polimer yang bersifat elastis. Contoh: karet alam dan karet sintetis.
Pembagian karbohidrat
No
|
Penggolongan
|
Jenis
|
Keterangan
|
1
|
Monosakarida
Gula sederhana, masing-masing terdiri dari satu melekul
|
a.Glukosa
b. Fruktosa
c. Galaktosa
|
·
Jenis karbohidrat penting, juga dinamakan
dekstrosa, gula anggur atau gula darah
·
Paling manis diantara semua gula, juga
disebut levulosa atau gula buah-buahan
·
Tidak terdapat di alam, berasal dari
pencernaan gula susu.
|
2
|
Disakarida:
Gula bermolekul dua
|
1.
Sukrosa
1.
Maltosa
1.
Laktosa
|
·
Juga dikenal sebagai gula tebu atau gula bit
·
Terda[pat dalam kecambah butiran, juga
disebut gula malt
·
Gula susu
|
3
|
Polisakarida
Karbohidrat kompleks banyak gula sederhana yang diikat bersama sebagai
suatu rantai kurus (amilosa) atau rantai bercabang (amilopektin)
|
1.
Pati
1.
Glikogen
1.
Selulosa
|
·
Karbohidrat yang paling banyak di alam, sumber
yang paling kaya adalah biji tumbuh-tumbuhan, tidak larut dalam air dingin,
perombakan antara deksrin, hasil akhir dari hidrolisis
·
Dikenal sebagai pati hewan, dibentuk dalam
tubuh dari glukosa dan disimpan dalam hati dan otot, digunakan jika
diperlukan sebagai sumber energy, larut dalam air
·
Manusia kurang mampu mencernakannya, bertindak
sebagai serat dalam makanan
|
Reaksi Pembentukan Polimer
Reaksi pembentukan
polimer dikelompokkan menjadi dua, yaitu polimerisasi adisi dan polimerisasi
kondensasi.
1. Polimerisasi Adisi
Polimerisasi adisi adalah
perkaitan langsung antarmonomer berdasarkan reaksi adisi. Polimerisasi adisi
terjadi pada monomer yang mempunyai ikatan rangkap, di mana dengan bantuan
suatu katalisator (misalnya peroksida), maka ikatan rangkapnya terbuka dan
monomer-monomer dapat langsung berkaitan. Contohnya pembentukan polietilena
(polietena):
2. Polimerisasi
Kondensasi
Pada polimerisasi
kondensasi, monomer-monomer saling berkaitan dengan melepas molekul kecil,
seperti H2O dan metanol. Polimerisasi ini terjadi pada monomer yang mempunyai
gugus fungsi pada kedua ujung rantainya.
◣PROTEIN◢
Nama
protein berasal dari bahasa Yunani “proteios” yang artinya “peringkat satu” atau“yang utama”. Sesuai dengan namanya,
protein adalah senyawa terpenting penyusun sel hidup. Protein terdapat dalam
semua jaringan hidup baik tumbuhan maupun hewan. Fungsi biologis protein sangat
beragam, antara lain sebagai pembangun, pengatur, pertahanan, dan sebagai
sumber energi.
Protein
merupakan senyawa organik berupa polimer dari monomer-monomer asam amino yang
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Sifat suatu protein
bergantung pada asam amino penyusunnya, yang meliputi sekitar 20 jenis asam
amino. Unsur utama penyusun protein terdiri atas C, H, O, dan N. Beberapa protein juga mengandung unsurS dan P.
Sekarang,
kalian mungkin bertanya-tanya, apa sih asam amino itu? Untuk tahu jawabannya,
perhatikan penjelasan berikut ini.
◣ASAM AMINO◢
Asam
amino merupakan senyawa hidrokarbon yang mempunyai gugus karboksil (-COOH) dan
gugus amina (-NH2). Asam amino dapat diperoleh
dari hasil hidrolisis protein. Struktur asam amino mengandung gugus -NH2 yang terikat pada atom C alfa (α), yaitu atom C yang terikat
pada gugus karboksil.
Macam-macam Kerusakan Protein
Denaturasi Protein
Menurut Winarno (2004), denaturasi diartikan suatu proses terpecahnya ikatan Hidrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbukanya lipatan atau win molekul. Ada dua macam denaturasi, yaitu pengembangan rantai peptida dan pemecahan protein menjadi unit yang lebih kecil tanpa disertai pengembangan molekul ikatan. Ikatan yang dipengaruhi oleh proses denaturasi adalah :
a. Ikatan Hidrogen
b. Ikatan hidrofobik
c. Ikatan ionik
d. Ikatan intramolekuler.
Denaturasi protein adalah modifikasi konformasi struktur, tersier dan kuartener. Denaturasi struktur merupakan fenomena dimana terbentuk konformasi batu dari struktur yang telah ada. Denaturasi protein mengakibatkan turunnya kelarutan, hilangnya aktivias biologi, peningkatan viskositas dan protein mudah diserang oleh enzim proteolitik (Oktavia, 2007).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kerusakan Protein
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah maka dikatakan protein ini terdenaturasi, sebagaian besar protein globular mudah mengalami denaturasi. Jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak, molekul akan mengembang. Kadang-kadang perubahan ini memang dikehendaki dalam pengolahan makanan, tetapi sering pula dianggap merugikan sehingga perlu dicegah (Winano, 2002).
Menurut Demodaran dan Paraf (1997), faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan protein adalah :
1. Panas
Panas merupakan agen fisik umum yang dapat mendenaturasikan protein.
2. pH (derajat keasaman)
Dalam larutan encer, denaturasi yang dipengaruhi oleh pH dan suhu sangat dekat hubungannya dengan proses denaturasi yang jarang halnya yang dapat digunakan dengan panas saja.
3. Ion Logam
Kedua pH dan kekuatan ion suatu larutan menentukan beban sepenuhnya molekul protein dan kerentana mereka terhadap denaturasi panas
4. Gula dan Polyols
Gula dan polyols dapat menunjukkan pengaruh stabilitas panas pada protein makanan.
5. Sifat Protein
Penambahan bahan kimia seperti Urea, Guadinin, Klorida dan detergen tidak bermuatan ion dapat mengubah struktur dan mempengaruhi jalannya panas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar